Friday, November 16, 2012

Kepemimpinan Hindu


Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang berarti bimbing atau tuntun.Dari kata pimpin tersebut lahirlah kata kerja memimpin yang artinya membimbing atau menuntun, dan kata benda memimpin yang berarti orang yang berfungsi memimpin atau menuntun orang banyak. Kepemimpinan berarti seni atau kegiatan untuk mempengaruhi tingkah laku orang dan kemampuan untuk membimbing orang-orang. Kepemimpinan dalam Hindu banyak dijelaskan dalam kitab Nitisastra.
Kata Nitisastra berasal dari bahasa Sansekerta, dari kata Niti dan Sastra.Niti berarti kemudi, pemimpin, politik dan sosial etik, pertimbangan dan kebijakan. Sedangkan kata Sastra berarti perintah, ajaran, nasehat, aturan dan teori. Jadi kata Nitisastra berarti ajaran kepemimpinan atau dengan kata lain ilmu yang bertujuan untuk membangun suatu Negara baik dari segi tata Negara tata pemerintahan maupun tata kemasyarakatan. Ajaran Nitisastra mengandung ajaran kepemimpinan yang bersifat universal. Nitisastra memiliki peran dan fungsi yang sangat penting bagi kehidupan manusia untuk memantapkan pengalaman hidup berbangsa dan bernegara seperti Negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Negara adalah wadah bagi setiap pemimpin untuk melaksanakan kepemimpinannya. Sehubungan dengan keberadaan Negara, pemimpin dan kepemimpinan, di dalam kitab Manawa Dharmasastra ditemukan petunjuk sebagai berikut:
“Brahnman praptena samskaram ksatriyena yatha widhi, sarwasyasya yathanyayan kartawyan pariraksanam”
(Manawa Dharmasastra, VII.3)
Artinya:
Ksatria (pemimpin) yang telah menerima sakramen menurut Weda, berkewajiban melindungi seluruh dunia dengan sebaik-baiknya.
 Berbicara tentang kepemimpinan dalam ajaran agama Hindu, mengingatkan kita akan kebesaran nama Maha Rsi Canakya atau Maha Rsi Kautilya. Beliau merupakan konseptor dalam penataan system pemerintahan  di kerajaan Magadha dengan rajanya yang bernama Chandra Gupta yang memerintah kurang lebih pada tahun 350 SM. Ilmu pemerintahan yang disususn oleh Maha Rsi Kautilya dikenal dengan banyak sebutan seperti Danda Niti, Raja Dharma atau Raja Niti dan Kautilnya Arthasastra.
Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan, pengetahuan, dan kelebihan tertentu dari bawahannya sehingga dengan kelebihan itu bawahannya menjadi taat dan patuh padanya. Kelebihan tersebut seperti:
·         Kelebihan dalam menggunakan rasio atau pikiran.
·         Kelebihan dalam bidang rohaniah.
·         Kelebihan dalam bidang jasmaniah.
Selain kelebihan itu hendaknya seorang pemimpin memenuhi persyaratan lainnya seperti:
1.       Intelegensi adalah kemampuan dalam mengobservasi pengetahuan, kemampuan menghadapi situasi baru, kemampuan melihat hubungan antara kenyataan dan situasi baru.
2.       Karakter adalah sifat-sifat kepribadian yang berhubungan dengan nilai-nilai.
3.       Kesiapsiagaan adalah selalu awas dan waspada terhadap segala kemungkinan yang terjadi, ini dapat dilakukan dengan memelihara fisik dan mempertinggi kesadaran jiwa.
4.       Jujur atau satya adalah kesetiaan. Merupakan kode etik dari setiap umat Hindu. Dipertegas dalam sloka satya mukhaning dharma artinya kesetiaan adalah puncaknya agama. Adala 5 satya dalam agama Hindu yang disebut Panca Satya yaitu:
·         Satya Hrdaya jujur terhadap diri sendiri/pikiran.
·         Satya Wacana jujur terhadapt ucapan.
·         Satya semaya adalah setia terhadap janji.
·         Satya Mitra adalah setia terhadap sahabat.
·         Satya Laksana adalah jujur dalam perbuatan atau tindakan.
Tujuan Kepemimpinan Hindu
Tujuan hidup agama Hindu adalan Moksartam Jagadhita Yacaiti Dharma. Untuk mewujudkan tujuan tersebut hendaknya melaksanakan “Catur Purusartha”, yaitu 4 tujuan hidup manusia yang utama yaitu dharma, artha, kama, moksa. Empat unsure tersebut tidak terpisahkan, oleh karena itu jalinan tujuan hidup manusia lebih dikenal dengan nama “Catur Warga.
  Dalam rangka mewujudkan tujuan agama dan tujuan hidup manusia ini, umat Hindu sudah tentu tidak akan dapat melaksanakannya seorang diri. Manusia perlu bekerja sama dengan manusia lainnya. Bentuk kerja sama yang permanen dan lengkap yaitu Negara. Negara sebagai wadah umat manusia memiliki empat perinsip dasar antara lain :
1.       Machstaat adalah perinsip Negara untuk menguasai segala potensi yang dimiliki oleh Negara untuk diabdikan kembali kepada masyarakat.
2.       Rechtstaat adalah prinsip Negara yang bertujuan untuk mengatur kehidupan Negara dalam rangka mempercepat tercapainya tujuan Negara.
3.       Polisistaat adalah suatu prinsip Negara yang memandang segala seluk beluk kehidupan Negara harus dijaga agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan.
4.       Supervisorystaat adalah prinsip Negara yang memandang bahwa fungsi Negara ialah mendorong segala unsur-unsur negara untuk mempercepat tercapainya tujuan Negara.
Kitab suci Weda menyebutkan sebagai berikut:
“Guna manta sang Dasaratha, wruh sira ring weda bhakti ring dewa tar malepung pitra puja, masih ta sireng swagotra kabeh”
                Artinya:
                Sangat utama beliau Sang Dasaratha, Sri Baginda ahli Weda (ilmu pengetahuan) dan sujud bhakti ke hadapan Tuhan. Tidaklah lupa beliau melaksanakan pemujaan ke hadapan Leluhurnya, Sri baginda sangat mencintai keluarga dan masyarakatnya.
                Seorang pemimpin hendaknya tidak hanya sibuk dengan urusan Negara yang dipimpinnya, tapi ditengah-tengah kesibukannya dalam mempimpin dia juga harus memberikan perhatian pada agama yang diyakininya, serta meluangkan waktu untuk keluarga yang dicintainya.
           
Fungsi Kepemimpinan Hindu
Tugas dan wewenang seseorang adalah dua hal yang sulit untuk dpat dipisahkan karena tidak ada tugas yang dapat dikerjakan oleh sesorang tanpa wewenang begitu jga sebaliknya. Kitab suci Weda meyebutkan sebagai berikut:
“Sweswe dharma niwistanam sarwesamapurwacah, warnananmasra-manam ca raja srsto, bhiraksita”
(Manawa Dharmasastra, VII.35)
Artinya:
Raja/pemimpin telah diciptakan untuk melindungi warna dan aturannya yang semuanya itu menurut tingkat kedudukan mereka melakukan tugas-tugas kewajiban mereka.
Fungsi kepemimpinan Hindu adalah mengajarkan kepada setiap orang untuk selalu berusaha meyeimbangkan antara tugas dan wewenang. Ada beberapa hal yang berhubungan dengan tugas dan wewenang seorang pemimpin yang dilaksanakan dalam kepemimpinannya, antara lain :
1.       Plening (perencanaan)
        Plening adalan suatu pemikiran, perencanaan, persiapan, keputusan dan penerapan yang dilakukan sebagai kegiatan dari seorang pemimpin
2.       Organisation (pengelompokan)
        Organisation adalah usaha untuk mengelompokan atau menata kegiatan-kegiatan yang telah dicantumkan dalam perencanaan
3.       Directing (pengarahan)
        Directing adalah mengusahakan agar rencana pekerjaan itu dapat dilaksanakan.
4.       Coordination (pengkoordinasian)
        Coordination adalah tindakan untuk memperoleh dan memelihara kesatuan diantara perorangan atau bagian melalui koordinasi.
5.       Controling (pengawasan)
        Controling adalah pengawasan terhadap rencana yang telah dilaksanakan oleh pemimpin.
Selain itu pemimpin perlu memperhatikan syarat-syarat lainnya, agar sukses dalam sukses dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Kitab suci agama Hindu menyebutkan sebagai berikut:
“Ring janmadhika meta citta reseping sarwa prajangenaka, ring stri Madhya manchara priya wuwus tangde manah kung lulut, yan ring madhyani sang pandita mucap tattwopadesa prihen, yan ring madhyanikang musuh mucapaken wak sura singhakreti”
(Nitisastra, I.4)
Artinya:
Orang yang terkemuka (pemimpin) harus bisa mengambil hati dan menyenangkan hati orang, jika berkumpul dengan wanita, harus dapat menimbulkan rasa cinta, jika berkumpul dengan pendeta harus dapat mebicarakan pelajaran-pelajaran yang baik, jika berhadapan dengan musuh , harus dapat mengucapkan kata-kata yang dapat menunjukan keberanian seperti seekor singa.
Tipe-tipe Kepemimpinan Secara Umum
Menurut Dr Kartini Kartono dalam bukunya Pemimpin dan Kepemimpinan menyebutkan beberapa tipe-tipe kepemimpinan antara lain :
1.    Tipe Karismatik
      Tipe karismatik ini memiliki kekuatan energi, daya tarik, dan karisma yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain sehingga ia memilki pengikut yang besar jumlahnya. Contoh pemimpin tipe karismatik adalah Adolf Hitler, Mahatma Gandhi, Jhon F. Kennedy, Ir. Soekarno dan lain-lainnya.
2.    Tipe Paternalistis
      Tipe paternalistis adalh tipe kepemimpinan yang menganggap bawahanya sebagai manusia yang belum dewasa, bersikap terlalu melindungi, jarang memberikan kesempatan untuk bawahannya untuk mengambil keputusan sendiri, dan selalu bersikap maha tahu dan maha benar. Kemudian tipe paternalistis hampir sama dengan tipe maternalistis.
3.    Tipe Militeristis
      Tipe militeristis adalah tipe kepemimpinan seperti gaya kemiliter-militeran, menghendaki keputusan yang mutlak dari bawahan, sangat menyenagi formalitas, upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan.
4.    Tipe Otokratis
      Tipe otokratis adalah tipe kepemimpinan mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak dan harus dipenuhi, memilki ambisi yang besar untuk merajai situasi, setiap kebijakan dan perintah diterapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahan.
5.    Tipe Laissez Faire
      Tipe Laissez Faire adalah tipe kepemimpinan yang tidak bisa memimpin, pemimpin membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri, pemimpin tidak mempunyai kewibawaan dan tidak dapat mengintrol anak buahnya.
6.    Tipe Populistis
      Tipe populistis adalah tipe pemimpin yang berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisional, mengembalikan sikap nasionalisme, banyak memiliki pengikut.Contoh dari tipe kepemimpinan ini adalah Ir. Soekarno.
7.    Tipe Administratif atau Eksekutif
      Tipe administratif atau eksekutif adalah tipe kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrative secara efektif, kepemimpinannya berjalan secara sistematis.
8.    Tipe Demokrasi
      Tipe demokrasi adalah tipe kepemimpinan yang berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya, lebih mementingkan kepentingan kelompok daripada kepentingan pribadi.

Menurut Drs. Soekarno K. dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Manajemen mengelompokan tipe-tipe kepemimipinan sebagai berikut :
1.    Tipe Kepemimpinan Pribadi (Personal Leadership)
Tipe Kepemimpinan Pribadi (Personal Leadership) adalah suatu tipe dengan pemimipin secara langsung mengadakan kontak dengan bawahannya.
2.    Tipe Kepemimpinan Nonpribadi (Nonpersonal Leadership)
Tipe Kepemimpinan Nonpribadi (Nonpersonal Leadership) adalah suatu tipe kepemimpinan dengan pemimpin tidak langsung mangadakan kontak dengan bawahannya.
3.    Tipe Kepemimpinan Otoriter (Authoritarian Leadeship)
Tipe Kepemimpinan Otoriter (Authoritarian Leadeship) adalah suatu tipe kepemimpinan dengan pemimpin menganggap bahwa kepemimpinan merupakan hak pribadinya.
4.    Tipe Kepemimpinan Demokratis (Democratic Leadership)
Tipe Kepemimpinan Demokratis (Democratic Leadership) adalah tipe kepemimpinan yang pemimpinnya menghargai saran-saran atau nasehat dari bawahannya.
5.    Tipe Kepemimpinan Paternalistis (Paternalistic Leadership)
Tipe Kepemimpinan Paternalistis (Paternalistic Leadership) adalah tipe kepemimpinan yang bertindak seperti ayah.
Asas Kepemimpinan Hindu
Asas-asas kepemimpinan Hindu yang patut dipedomani oleh seorang pemimpin banyak tertuang dalam Sastra-sastra Hindu seperti :
1.       Tri Upaya Sandhi
Dalam lontar Raja Pati Gondala, seorang pemimpin harus memilki tiga upaya untuk menghubungkan dirinya dengan masyarakat yang disebut Tri Upaya Sandhi, yang terdiri dari :
a.      Rupa artinya seorang pemimpin harus mengamati raut wajah masyarakatnya.
b.      Wangsa artinya seorang pemimpin harus mengetahui stratifikasi social masyarakatnya.
c.       Guna artinya seorang pemimpin harus mengerti tingkat pengertian dan pengetahuan masyarakatnya.

2. Catur Kotamaning Nrpati
Dalam kitab tata Negara Majapahit ada empat sifat utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, yang terdiri dari :
a.      Jnana Wisesa Sudha artinya seorang pemimpin harus memilki pengetahuan yang luhur dan suci
b.      Kaprahitaning Praja artinya seorang peminmpin harus mampu menunjukan belas kasihan kepada bawahannya.
c.       Kawiryan artinya seorang peminpin harus berwatak pemberani.
d.      Wibawa artinya seorang pemimpin harus berwibawa terhadap bawahannya.

3. Panca Upaya Sandhi
Dalam lontar Siwabudha Gama Tatwa disebutkan ajaran Panca Upaya Sandhi. Panca artinya 5, Upaya artinya usaha, Sandhi artinya kode. Jadi Panca Upaya Sandhi yaitu lima macam usaha dan upaya yang harus dimilki oleh seorang pemimpin dalam menghadapi dan menyelesaikan persoalan atau masalah, yang terdiri dari :
a.      Mayaartinya pemimpin melakukan pengumpulan data dalam suatu permasalahaan.
b.      Upeksaartinya seorang pemimpin hendaknya memilki kemampuan untuk meneliti dan menganalisis semua data.
c.       Indrajalaartinya seorang pemimpin hendaknya berusaha untuk mencari jalan keluar terhadap suatu permasalahan.
d.      Wikramaartinya seorang pemimpin hendaknya melaksankan semua rencana yang telah diprogramkan.
e.      Logikaartinya seorang pemimpin harus mempertimbangkan dengan akal sehat dan logis.

4. Sad Warnaning Raja Niti
Kata Sad Warnaning Raja Niti berasal dari bahasa Sansekerta. Terdiri dari kata Sad artinya enam, Warmaning artinya kesan yang diperoleh, Raja artinya debu; abu; tepung sari dan Niti artinya kemudi; pimpinan. Sad Warmaning Raja Niti adalah enam kesan atau corak yang utama yang harus dimilki oleh seorang pemimpin. Pembagiannya antara lain :
a.      Abhigainnika artinya mampu menarik perhatian yang positif dari masyarakatnya.
b.      Prajna artinya memiliki daya kreatif yang benar atau bijaksana.
c.       Utsahaartinya memilki daya kreatif yang luhur.
d.      Sakya Samantaartinya mampu mengontrol dan memperbaiki bawahannya yang salah.
e.      Atma Sampadartinya memilki moral yang baik.
f.        Aksudra Parisathaartinya mampu memimpin sidang dan menarik kesimpulan secara bijaksana

5. Sad Upaya Guna
Dalam lontar Raja Pati Gondala terdapat istilah Sad Upaya Guna yang berarti enam  sifat  bersahabat bagi seorang memimpin yang terdiri dari :
a.      Siddhi artinya kemampuan untuk mengadakan sahabat.
b.      Wigraha artinya kemampuan untuk memisahkan permasalahan.
c.       Wibawa artinya memilki kewibawaan.
d.      Winarya artinya cakap memimpin.
e.      Gascarya artinya kemampuan untuk menghadapi lawan yang kuat.
f.        Stanha artinya dapat mempertahankan hubungan baik.

6. Asta Brata
Dalam kitab Ramayana, Sri Rama mengajarkan kepada Gunawan Wibisaana tentang kepemimpinanyang disebut dengan nama Asta Brata. Asta Brata adalah delapan landasan mental atu moral bagi seorang pemimpin. Asta Brata terdiri dari :
a.   Indra Brata artinya seorang pemimpin harus mampu memberikan kemakmuran bagi rakyatnya.
b.   Yama Brata artinya seorang pemimpin harus mampu menciptakan keadilan bagi masyarakatnya.
c.    Chandra Brata artinya seorang pemimpin harus mampu menunjukan wajah yang berseri-seri dan tenang di depan bawahannya.
d.   Surya Brata artinya seorang pemimpin harus mampu memberikan penerangan yang merata pada masyarakatnya.
e.   Bayu Brata artinya seorang pemimpin harus mampu mengetahui dan menyelidiki keadaan masyarakat yang sebenarnya.
f.     Kwera Brata artinya seorang pemimpin harus mampu mengatur keuangan.
g.   Baruna Brata artinya seorang pemimpin dapat memberihkan segala bentuk penyakit masyarakat.
h.   Agni Brata artinya seorang pemimpin harus memiliki semangat yang berkobar-kobar.

7. Nawa Natya
Nawa Natya berasal dari bahasa Jawa Kuno yaitu Nawa yang berarti 9, dan Natya yang berarti teguh, Nawa Natya berarti Sembilan  sifat dan sikap teguh yang harus dimilki oleh seorang pemimpin, yang terdiri dari :
a.      Pradnya Widagda artinya bijaksana dan mahir dalam berbagai ilmu pengetahuan.
b.      Wira Sarwa Yudha artinya pemberani, pantang menyerah dalam berbagai masalah.
c.       Paramartha artinya sifat yang mulia dan luhur.
d.      Dhirotsaha artinya memilki ketekunan dan keuletan dalam melakukan pekerjaan.
e.      Pragiwakya artinya mampu berdiplomasi dan pandai berbicara didepan umum.
f.        Samaupaya artinya selalu setia pada janji.
g.      Laghawangartha artinya berifat tanpa pamerih.
h.      Wruh ring Sarwa Bastra artinya tahu cara mengatasi macam-macam kerusuhan.
i.        Wiweka  artinya dapat membedakan mana yang benar dan salah.

8.       Dasa Mitraning Niti
Dalam lontar Raja Pati Gondala menyebutkan sepuluh macam hal yang patut dijadikan sahabat oleh seorang pemimpin yang disebut Dasa Mitraning Niti, yang terdiri dari :
a.      Satya artinya kejujuran.
b.      Arya artinya orang besar.
c.       Dharma artinya kebajikan.
d.      Asurya artinya orang yang dapat mengalahkan usuh.
e.      Mantri artinya orang yang dapat mengalahkan kesusahan.
f.        Salyatawan artinya orang yang banyak sahabatnya.
g.      Bali artinya oran yang kuat dan sakti.
h.      Kaparamarthan artinya kerohanian.
i.        Kadiran artinya orang tetap pendiriannya.
j.        Guna artinya orang yang banyak ilmu atau pandai.

9. Panca Dasa Pramiteng Prabhu
Dalam kita Negara Kertagama yang dikarang oleh Rajakawi Prapanca, meyebutkan lima belas macam sifat utama yang patut dipedomani dan dilaksanakan oleh pemimpin yang disebut Panca Dasa Pramiteng Prabhu yang sejalan dengan sifat pemimpin besar yaitu Gajah Mada. Kata Panca Dasa Pramiteng Prabhu terdiri dari Panca artinya lima, Dasa artinya sepuluh, Pramiteng artinya sifat utama, Prabhu artinya pemimpin/raja. Panca Dasa Pramiteng Prabhu terdiri dari :
a.   Wijaya artinya bijaksanadalam menghadapi masalah.
b.   Mantriwira artinya bersifat pemberani dalam membela Negara.
c.    Wicaksanengnaya artinya sangat bijaksana dalam memimpin.
d.   Natanggwan artinya mendapat kepercayaan dari Negara.
e.   Satyabhakti Aprabhu artinya selalu setia dan taat kepada atasan.
f.     Wakmiwak  artinya pandai berbicara di depan umum dan berdiplomasi.
g.   Sarjawaupasawa artinya bersifat sabar dan rendah hati.
h.   Dirotsaha artinya bersifat teguh hati dalam setiap usaha.
i.     Teulelana artinya bersifat teguh iman, selalu riang, optimis, antusias.
j.     Dibyacita artinya bersifat lapang dada dan toleransi.
k.   Tansatresna artinya tidak terikat pada kepentingan pribadi.
l.     Masihsatresna Bhuana artinya menyayangi isi alam.
m. Ginengpratidina artinya setiap hari berusaha berbuat baik dan berusaha tidak mengulangi perbuatan buruk.
n.   Sumantri artinya menjadi abdi Negara dan penasihat yang baik.
o.    Anayakenmusuhartinya mampu membersihkan musuh-musuh Negara.
Sifat Kepemimpinan Hindu
Prof. arifin Abdul Rachman dalam bukunya yang berjudul “Kerangka Pokok-Pokok Manajemen Umum” menyebutkan bahwa terdapat 3 golongan sifat para pemimpin yaitu:
1.       Sifat-sifat pokok, yaitu sifat dasar yang dimiliki pemimpin  antara lain adil, suka melindungi, penuh inisiatif, penuh daya tarik, dan penuh kepercayaan pada diri sendiri.
2.       Sifat-sifat khusus karena pengaruh tempat, yaitu sifat pokok sesuai dengan kepribadian bangsa.
3.       Sifat-sifat khusus karena pengaruh dari berbagai macam atau golongan pemimpin, seperti pemimpin politik, pemimpin keagamaan.
Lontar Raja Pati Gondala menyebutkan sepuluh macam hal yang patut dijadikan sahabat oleh seorang pemimpin atau raja, yaitu:
1.       Satya, artinya kejujuran.
2.       Arya, artinya orang besar.
3.       Dharma, artinya kebajikan.
4.       Asurya, artinya orang yang dapat mengalahkan musuh.
5.       Mantri, artinya orang yang dapat mengalahkan kesusahan.
6.       Salyatwan, artinya orang yang banyak sahabatnya.
7.       Bali, artinyaorang yang kuat dan sakti.
8.       Kaparamarthan, artinya kerohanian.
9.       Kadiran, orang yang tetap pendiriannya.
10.   Guna, artinya orang yang pandai.
Pemimpin yang Ideal
Syarat-syarat pemimpin yang ideal :
1.       Selalu memegang teguh Dharma.
2.       Harus mampu memahami dan menerapkan ajaran-ajaran agama dalam kita suci Weda.
3.       Pemimpin harus bersifat kondisional, mampu menerapkan pola-pola kepemimpinan sesuai dengan desa, kala, dan patra dari masyarakat yang dipimpinya.
4.       Memiliki kelebihan dibidang rohaniah dan jasmaniah.
5.        Mampu mengamalkan ajaran-ajaran kepemimpinan seperti Nitisastra, Astabrata, Panca Dasa Pramiteng Prabu, Nawa Natya, Panca Upaya Sandhi, dll.

0 comments:

Post a Comment