Friday, November 16, 2012

Ketika Kau dan Aku Jatuh Cinta


Ketika Kau dan Aku Jatuh Cinta

Judul buku                  : Remember When
Penulis                         : WinnaEfendi
Penerbit                       : Gagas Media
Tahun terbit                 : 2011
Jumlah halaman           : 248

Winna Efendi adalah salah seorang penulis Indonesia yang namanya mulai menanjak karena cara penulisannya. Kisah cinta ABG yang biasanya terkesan picisan, bisa menjadi indah lewat tangan Winna. Remember When ini ditulis dari sudut pandang tokoh-tokohnya. Sehingga saat kita membacanya, kita seolah-olah mengintip beberapa diary anak-anak SMU dalam urutan kronologis, sehingga akhirnya kita akan mendapatkan keseluruhan ceritanya lengkap dengan perasaan masing-masingin dividu yang terlibat di dalamnya.
Remember When merupakan novel keempatWinna setelah Kenangan Abu-Abu, Ai, Refrain, dan Glam Girls Unbelievable. Seperti novel-novel sebelumnya, Remember When berisi tentang cerita simple namun menarik.Ceritanya difokuskan pada empat tokoh utama dan settingnya adalah siswa SMA.
Sekilas novel ini terlihat standar karena bertemakan cinta. Namun banyak unsur lain yang mendukung kuat dalam novel ini yang begitu inspiratif dan edukatif, seperti tentang persahabatan, mimpi, kekeluargaan yang membuat novel ini menjadi istimewa.
Novel ini menceritakan persahabatan dan cinta empat sahabat. Freya, Gia, Moses, dan Adrian. Freya adalah seorang cewek cerdas, antisosial, apa adanya, dan cuek. Ia bersahabat dengan Gia, sicantik yang ceria, popular, dan selalu menemukan kenyamanannya saat melukis. Sementara Moses, dia tipikal cowok perfeksionis, kaku, disiplin, sulit mengekspresikan diri, bertanggung jawab dan pintar. Ia bersahabat dengan Adrian yang berkepribadian terbalik dengannya. Adrian adalah cowok keren yang suka bermain basket dan merupakan cowok idaman cewek-cewek di sekolahnya.
Adrian berpacaran dengan Gia, dan tak mau kalah, Moses juga berpacaran dengan Freya.Tentu saja tidak ada pasangan secocok mereka disekolah itu. Adrian dan Gia dengan tingkah heboh dan touchy mereka, serta Moses dan Freya yang keliatan cocok menyandang gelar Mr dan Mrs Perfekto karena sama-sama selalu mendapatkan peringkat umum di  sekolah mereka.
Freya yang sedikit antisocial menyebabkan Andrian yang merupakan pacar sahabatnya sendiri tidak akrab dengannya, bahkan jarang untuk mereka saling tegur satu sama lain. Hingga pada suatu hari, Adrian dan Freya hanya pergi berdua ke café tempat biasa mereka double date karena Moses sibuk dengan bimbingan belajarnya dan Gia yang masih di sanggar lukis. Hari itu merupakan hari dimana pertama kalinya Adrian merasa nyaman berada di dekat cewek selain Gia, pacarnya sendiri.
Hari demi hari perubahan terjadi pada mereka berempat.Kekacauan ini mulai terjadi saat Freya merasa jenuh dengan hubungannya yang begitu-begitu saja karena Moses cenderung pemalu pendiam dan sibuk dengan kegiatan OSISnya. Dan Adrian yang merasa hubungannya mulai tidak sehat setelah kebohongan-kebohongan kecil yang ia buat. Ditambahlagi, Adrian dan Freya ternyata sama-sama mempunyai perasaan suka satu sama lain tanpa sepengetahuan Gia dan Moses. Freya yakin bahwa cintanya selama ini adalah Adrian, bukanlah Moses. Begitupun dengan Adrian. Karena tidak mau memendam semua kebohongan terlalu lama, akhirnya Adrian memberanikan diri untuk bicara langsung ke Gia tentang persoalan ini. Gia yang sangat menyayangi Adrian sangat terpukul mendengar semua pengakuan Adrian.
Lain halnya dengan Freya yang berada diantara dua posisi yang berat. Antara Moses, pacarnya yang sebenarnya bukan cinta yang ia cari selama ini, atau Adrian pacar sahabat karibnya yang menurutnya Adrianlah cintasejatinya. Disisi lain, Freya juga berfikir walaupun Moses bukanlah orang yang dia cari selama ini, tapi rasa sayangnya kepada Moses sudah tertanam dihatinya. Selain itu, Freya juga tidak tega melihat Gia yang bakal kehilangan separuh hidupnya kalau Adrian meninggalkannya.
Kedewasaan Freya, Andrian, Moses danGia akan teruji saat hati mereka semua sakit. Apakah kebahagiaan diri sendiri layak untuk diperjuangkan kalau untuk mendapatnya mereka harus mengorbankan kebahagiaan yang lain? Apakah cinta layak diperjuangkan kalau harus mengorbankan persahabatan? Keempat sahabat itu akhirnya harus menentukan pilihan masing-masing.
Winna Efendi dengan gaya bahasanya yang ringan namun menggugah emosi berhasil membuat novel dengan 248 halaman ini menjadi suatu bacaan yang tak ingin dilepas jika belum selesai dibaca. Dengan teknik penulisan POV, pembaca diajak untuk menelusuri pikiran-pikiran masing-masing tokoh. Kita akan diajak untuk merasakan bahagia, sedih, bahagia lagi, jatuh cinta, putus asa, kehilangan, terlengkapi. Ceritanya klise, jalan cerita seperti ini sering sekali ditemukan di berbagai novel-novel remaja Indonesia maupun luar. Tapi novel ini dengan segala kesederhanaannya berhasil membuat kita larut dalam ceritanya.
Winna Efendi telah berhasil merangkum kisah cinta yang biasa-biasa saja menjadi enak untuk dinikmati oleh kaum muda zaman sekarang. Setiap orang memiliki momen-momen remember when yang tidak terlupakan, kenangan yang akhirnya tersimpan rapi dalam kotak memori, saat-saat bermakna yang sesekali akan kita putar kembali untuk dikenang.

0 comments:

Post a Comment