Pengertian
Kepemimpinan
Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang berarti bimbing
atau tuntun.Dari kata pimpin tersebut lahirlah kata kerja memimpin yang artinya
membimbing atau menuntun, dan kata benda memimpin yang berarti orang yang
berfungsi memimpin atau menuntun orang banyak. Kepemimpinan berarti seni atau
kegiatan untuk mempengaruhi tingkah laku orang dan kemampuan untuk membimbing
orang-orang. Kepemimpinan dalam Hindu banyak dijelaskan dalam kitab Nitisastra.
Kata Nitisastra berasal dari bahasa Sansekerta, dari kata
Niti dan Sastra.Niti berarti kemudi, pemimpin, politik dan sosial etik,
pertimbangan dan kebijakan. Sedangkan kata Sastra berarti perintah, ajaran,
nasehat, aturan dan teori. Jadi kata Nitisastra berarti ajaran kepemimpinan
atau dengan kata lain ilmu yang bertujuan untuk membangun suatu Negara baik
dari segi tata Negara tata pemerintahan maupun tata kemasyarakatan. Ajaran
Nitisastra mengandung ajaran kepemimpinan yang bersifat universal. Nitisastra
memiliki peran dan fungsi yang sangat penting bagi kehidupan manusia untuk memantapkan
pengalaman hidup berbangsa dan bernegara seperti Negara Indonesia yang
berdasarkan Pancasila. Negara adalah wadah bagi setiap pemimpin untuk
melaksanakan kepemimpinannya. Sehubungan dengan keberadaan Negara, pemimpin dan
kepemimpinan, di dalam kitab Manawa Dharmasastra ditemukan petunjuk sebagai
berikut:
“Brahnman praptena samskaram ksatriyena yatha widhi,
sarwasyasya yathanyayan kartawyan pariraksanam”
(Manawa Dharmasastra, VII.3)
Artinya:
Ksatria
(pemimpin) yang telah menerima sakramen menurut Weda, berkewajiban melindungi
seluruh dunia dengan sebaik-baiknya.
Berbicara tentang
kepemimpinan dalam ajaran agama Hindu, mengingatkan kita akan kebesaran nama Maha
Rsi Canakya atau Maha Rsi Kautilya. Beliau merupakan konseptor dalam penataan
system pemerintahan di kerajaan Magadha
dengan rajanya yang bernama Chandra Gupta yang memerintah kurang lebih pada
tahun 350 SM. Ilmu pemerintahan yang disususn oleh Maha Rsi Kautilya dikenal
dengan banyak sebutan seperti Danda Niti, Raja Dharma atau Raja Niti dan
Kautilnya Arthasastra.
Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan, pengetahuan, dan
kelebihan tertentu dari bawahannya sehingga dengan kelebihan itu bawahannya
menjadi taat dan patuh padanya. Kelebihan tersebut seperti:
·
Kelebihan dalam menggunakan rasio atau pikiran.
·
Kelebihan dalam bidang rohaniah.
·
Kelebihan dalam bidang jasmaniah.
Selain
kelebihan itu hendaknya seorang pemimpin memenuhi persyaratan lainnya seperti:
1.
Intelegensi adalah kemampuan dalam mengobservasi
pengetahuan, kemampuan menghadapi situasi baru, kemampuan melihat hubungan
antara kenyataan dan situasi baru.
2.
Karakter adalah sifat-sifat kepribadian yang berhubungan
dengan nilai-nilai.
3.
Kesiapsiagaan adalah selalu awas dan waspada terhadap segala
kemungkinan yang terjadi, ini dapat dilakukan dengan memelihara fisik dan
mempertinggi kesadaran jiwa.
4.
Jujur atau satya adalah kesetiaan. Merupakan kode etik dari
setiap umat Hindu. Dipertegas dalam sloka
satya mukhaning dharma artinya kesetiaan adalah puncaknya agama. Adala 5
satya dalam agama Hindu yang disebut Panca Satya yaitu:
·
Satya Hrdaya jujur terhadap diri sendiri/pikiran.
·
Satya Wacana jujur terhadapt ucapan.
·
Satya semaya adalah setia terhadap janji.
·
Satya Mitra adalah setia terhadap sahabat.
·
Satya Laksana adalah jujur dalam perbuatan atau tindakan.
Tujuan Kepemimpinan Hindu
Tujuan hidup agama Hindu adalan Moksartam Jagadhita Yacaiti
Dharma. Untuk mewujudkan tujuan tersebut hendaknya melaksanakan “Catur
Purusartha”, yaitu 4 tujuan hidup manusia yang utama yaitu dharma, artha, kama,
moksa. Empat unsure tersebut tidak terpisahkan, oleh karena itu jalinan tujuan
hidup manusia lebih dikenal dengan nama “Catur Warga.
Dalam rangka mewujudkan tujuan agama dan
tujuan hidup manusia ini, umat Hindu sudah tentu tidak akan dapat
melaksanakannya seorang diri. Manusia perlu bekerja sama dengan manusia
lainnya. Bentuk kerja sama yang permanen dan lengkap yaitu Negara. Negara
sebagai wadah umat manusia memiliki empat perinsip dasar antara lain :
1.
Machstaat adalah perinsip Negara untuk menguasai segala
potensi yang dimiliki oleh Negara untuk diabdikan kembali kepada masyarakat.
2.
Rechtstaat adalah prinsip Negara yang bertujuan untuk
mengatur kehidupan Negara dalam rangka mempercepat tercapainya tujuan Negara.
3.
Polisistaat adalah suatu prinsip Negara yang memandang
segala seluk beluk kehidupan Negara harus dijaga agar tidak terjadi
penyimpangan-penyimpangan.
4.
Supervisorystaat adalah prinsip Negara yang memandang bahwa
fungsi Negara ialah mendorong segala unsur-unsur negara untuk mempercepat
tercapainya tujuan Negara.
Kitab suci Weda menyebutkan sebagai berikut:
“Guna manta sang Dasaratha, wruh sira ring weda bhakti ring
dewa tar malepung pitra puja, masih ta sireng swagotra kabeh”
Artinya:
Sangat utama beliau Sang
Dasaratha, Sri Baginda ahli Weda (ilmu pengetahuan) dan sujud bhakti ke hadapan
Tuhan. Tidaklah lupa beliau melaksanakan pemujaan ke hadapan Leluhurnya, Sri
baginda sangat mencintai keluarga dan masyarakatnya.
Seorang pemimpin hendaknya tidak
hanya sibuk dengan urusan Negara yang dipimpinnya, tapi ditengah-tengah
kesibukannya dalam mempimpin dia juga harus memberikan perhatian pada agama
yang diyakininya, serta meluangkan waktu untuk keluarga yang dicintainya.
Fungsi Kepemimpinan Hindu
Tugas dan wewenang seseorang adalah dua hal yang sulit untuk
dpat dipisahkan karena tidak ada tugas yang dapat dikerjakan oleh sesorang
tanpa wewenang begitu jga sebaliknya. Kitab suci Weda meyebutkan sebagai
berikut:
“Sweswe dharma niwistanam sarwesamapurwacah,
warnananmasra-manam ca raja srsto, bhiraksita”
(Manawa Dharmasastra, VII.35)
Artinya:
Raja/pemimpin
telah diciptakan untuk melindungi warna dan aturannya yang semuanya itu menurut
tingkat kedudukan mereka melakukan tugas-tugas kewajiban mereka.
Fungsi kepemimpinan Hindu adalah mengajarkan kepada setiap
orang untuk selalu berusaha meyeimbangkan antara tugas dan wewenang. Ada
beberapa hal yang berhubungan dengan tugas dan wewenang seorang pemimpin yang
dilaksanakan dalam kepemimpinannya, antara lain :
1.
Plening
(perencanaan)
Plening adalan suatu pemikiran,
perencanaan, persiapan, keputusan dan penerapan yang dilakukan sebagai kegiatan
dari seorang pemimpin
2.
Organisation
(pengelompokan)
Organisation adalah usaha untuk
mengelompokan atau menata kegiatan-kegiatan yang telah dicantumkan dalam
perencanaan
3.
Directing
(pengarahan)
Directing adalah mengusahakan agar
rencana pekerjaan itu dapat dilaksanakan.
4.
Coordination
(pengkoordinasian)
Coordination adalah tindakan untuk
memperoleh dan memelihara kesatuan diantara perorangan atau bagian melalui
koordinasi.
5.
Controling
(pengawasan)
Controling adalah pengawasan terhadap
rencana yang telah dilaksanakan oleh pemimpin.
Selain
itu pemimpin perlu memperhatikan syarat-syarat lainnya, agar sukses dalam
sukses dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Kitab suci agama Hindu
menyebutkan sebagai berikut:
“Ring janmadhika meta citta reseping sarwa prajangenaka,
ring stri Madhya manchara priya wuwus tangde manah kung lulut, yan ring
madhyani sang pandita mucap tattwopadesa prihen, yan ring madhyanikang musuh
mucapaken wak sura singhakreti”
(Nitisastra, I.4)
Artinya:
Orang
yang terkemuka (pemimpin) harus bisa mengambil hati dan menyenangkan hati
orang, jika berkumpul dengan wanita, harus dapat menimbulkan rasa cinta, jika
berkumpul dengan pendeta harus dapat mebicarakan pelajaran-pelajaran yang baik,
jika berhadapan dengan musuh , harus dapat mengucapkan kata-kata yang dapat menunjukan
keberanian seperti seekor singa.
Tipe-tipe Kepemimpinan Secara Umum
Menurut
Dr Kartini Kartono dalam bukunya Pemimpin dan Kepemimpinan menyebutkan beberapa
tipe-tipe kepemimpinan antara lain :
1. Tipe Karismatik
Tipe karismatik
ini memiliki kekuatan energi, daya tarik, dan karisma yang luar biasa untuk
mempengaruhi orang lain sehingga ia memilki pengikut yang besar jumlahnya.
Contoh pemimpin tipe karismatik adalah Adolf Hitler, Mahatma Gandhi, Jhon F.
Kennedy, Ir. Soekarno dan lain-lainnya.
2. Tipe Paternalistis
Tipe
paternalistis adalh tipe kepemimpinan yang menganggap bawahanya sebagai manusia
yang belum dewasa, bersikap terlalu melindungi, jarang memberikan kesempatan
untuk bawahannya untuk mengambil keputusan sendiri, dan selalu bersikap maha
tahu dan maha benar. Kemudian tipe paternalistis hampir sama dengan tipe
maternalistis.
3. Tipe Militeristis
Tipe militeristis adalah tipe kepemimpinan
seperti gaya kemiliter-militeran, menghendaki keputusan yang mutlak dari bawahan,
sangat menyenagi formalitas, upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang
berlebihan.
4. Tipe Otokratis
Tipe otokratis adalah tipe kepemimpinan
mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak dan harus dipenuhi,
memilki ambisi yang besar untuk merajai situasi, setiap kebijakan dan perintah
diterapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahan.
5. Tipe Laissez Faire
Tipe Laissez Faire adalah tipe
kepemimpinan yang tidak bisa memimpin, pemimpin membiarkan kelompoknya dan
setiap orang berbuat semau sendiri, pemimpin tidak mempunyai kewibawaan dan
tidak dapat mengintrol anak buahnya.
6.
Tipe
Populistis
Tipe populistis adalah tipe pemimpin yang
berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisional, mengembalikan
sikap nasionalisme, banyak memiliki pengikut.Contoh dari tipe kepemimpinan ini
adalah Ir. Soekarno.
7.
Tipe
Administratif atau Eksekutif
Tipe administratif atau eksekutif adalah
tipe kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrative secara
efektif, kepemimpinannya berjalan secara sistematis.
8.
Tipe
Demokrasi
Tipe demokrasi adalah tipe kepemimpinan
yang berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada
para pengikutnya, lebih mementingkan kepentingan kelompok daripada kepentingan
pribadi.
Menurut
Drs. Soekarno K. dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Manajemen
mengelompokan tipe-tipe kepemimipinan sebagai berikut :
1. Tipe Kepemimpinan Pribadi (Personal Leadership)
Tipe
Kepemimpinan Pribadi (Personal Leadership) adalah suatu tipe dengan pemimipin
secara langsung mengadakan kontak dengan bawahannya.
2. Tipe Kepemimpinan Nonpribadi (Nonpersonal Leadership)
Tipe
Kepemimpinan Nonpribadi (Nonpersonal Leadership) adalah suatu tipe kepemimpinan
dengan pemimpin tidak langsung mangadakan kontak dengan bawahannya.
3. Tipe Kepemimpinan Otoriter (Authoritarian Leadeship)
Tipe
Kepemimpinan Otoriter (Authoritarian Leadeship) adalah suatu tipe kepemimpinan
dengan pemimpin menganggap bahwa kepemimpinan merupakan hak pribadinya.
4. Tipe Kepemimpinan Demokratis (Democratic Leadership)
Tipe
Kepemimpinan Demokratis (Democratic Leadership) adalah tipe kepemimpinan yang
pemimpinnya menghargai saran-saran atau nasehat dari bawahannya.
5. Tipe Kepemimpinan Paternalistis (Paternalistic Leadership)
Tipe
Kepemimpinan Paternalistis (Paternalistic Leadership) adalah tipe kepemimpinan
yang bertindak seperti ayah.
Asas Kepemimpinan Hindu
Asas-asas
kepemimpinan Hindu yang patut dipedomani oleh seorang pemimpin banyak tertuang
dalam Sastra-sastra Hindu seperti :
1. Tri Upaya Sandhi
Dalam lontar Raja Pati Gondala, seorang pemimpin harus
memilki tiga upaya untuk menghubungkan dirinya dengan masyarakat yang disebut
Tri Upaya Sandhi, yang terdiri dari :
a. Rupa artinya seorang pemimpin harus mengamati raut wajah
masyarakatnya.
b. Wangsa artinya seorang pemimpin harus mengetahui stratifikasi
social masyarakatnya.
c. Guna artinya seorang pemimpin harus mengerti tingkat pengertian
dan pengetahuan masyarakatnya.
2. Catur Kotamaning Nrpati
Dalam kitab tata Negara Majapahit ada empat sifat utama yang
harus dimiliki oleh seorang pemimpin, yang terdiri dari :
a. Jnana Wisesa Sudha artinya seorang pemimpin harus memilki pengetahuan yang
luhur dan suci
b. Kaprahitaning Praja artinya seorang peminmpin harus mampu
menunjukan belas kasihan kepada bawahannya.
c. Kawiryan artinya seorang peminpin harus berwatak pemberani.
d. Wibawa artinya seorang pemimpin harus berwibawa terhadap
bawahannya.
3. Panca Upaya Sandhi
Dalam lontar Siwabudha Gama Tatwa disebutkan ajaran Panca
Upaya Sandhi. Panca artinya 5, Upaya artinya usaha, Sandhi artinya kode. Jadi
Panca Upaya Sandhi yaitu lima macam usaha dan upaya yang harus dimilki oleh
seorang pemimpin dalam menghadapi dan menyelesaikan persoalan atau masalah,
yang terdiri dari :
a. Mayaartinya pemimpin melakukan pengumpulan data dalam suatu
permasalahaan.
b. Upeksaartinya seorang pemimpin hendaknya memilki kemampuan untuk
meneliti dan menganalisis semua data.
c. Indrajalaartinya seorang pemimpin hendaknya berusaha untuk mencari
jalan keluar terhadap suatu permasalahan.
d. Wikramaartinya seorang pemimpin hendaknya melaksankan semua rencana
yang telah diprogramkan.
e. Logikaartinya seorang pemimpin harus mempertimbangkan dengan akal
sehat dan logis.
4. Sad Warnaning Raja Niti
Kata Sad Warnaning Raja Niti berasal dari bahasa Sansekerta.
Terdiri dari kata Sad artinya enam, Warmaning artinya kesan yang diperoleh, Raja
artinya debu; abu; tepung sari dan Niti artinya kemudi; pimpinan. Sad Warmaning
Raja Niti adalah enam kesan atau corak yang utama yang harus dimilki oleh
seorang pemimpin. Pembagiannya antara lain :
a. Abhigainnika artinya mampu menarik perhatian yang positif dari
masyarakatnya.
b. Prajna artinya memiliki daya kreatif yang benar atau bijaksana.
c. Utsahaartinya memilki daya kreatif yang luhur.
d. Sakya Samantaartinya mampu mengontrol dan memperbaiki bawahannya yang
salah.
e. Atma Sampadartinya memilki moral yang baik.
f.
Aksudra
Parisathaartinya
mampu memimpin sidang dan menarik kesimpulan secara bijaksana
5. Sad Upaya Guna
Dalam
lontar Raja Pati Gondala terdapat istilah Sad Upaya Guna yang berarti enam sifat bersahabat
bagi seorang memimpin yang terdiri dari :
a. Siddhi artinya kemampuan untuk mengadakan sahabat.
b. Wigraha artinya kemampuan untuk memisahkan permasalahan.
c. Wibawa artinya memilki kewibawaan.
d. Winarya artinya cakap memimpin.
e. Gascarya artinya kemampuan untuk menghadapi lawan yang kuat.
f.
Stanha
artinya
dapat mempertahankan hubungan baik.
6. Asta Brata
Dalam
kitab Ramayana, Sri Rama mengajarkan kepada Gunawan Wibisaana tentang
kepemimpinanyang disebut dengan nama Asta Brata. Asta Brata adalah delapan
landasan mental atu moral bagi seorang pemimpin. Asta Brata terdiri dari :
a. Indra Brata artinya seorang pemimpin harus mampu memberikan kemakmuran
bagi rakyatnya.
b. Yama Brata artinya seorang pemimpin harus mampu menciptakan keadilan
bagi masyarakatnya.
c. Chandra Brata artinya seorang pemimpin harus mampu menunjukan wajah yang
berseri-seri dan tenang di depan bawahannya.
d. Surya Brata artinya seorang pemimpin harus mampu memberikan penerangan
yang merata pada masyarakatnya.
e. Bayu Brata artinya seorang pemimpin harus mampu mengetahui dan
menyelidiki keadaan masyarakat yang sebenarnya.
f. Kwera Brata artinya seorang pemimpin harus mampu mengatur keuangan.
g. Baruna Brata artinya seorang pemimpin dapat memberihkan segala bentuk
penyakit masyarakat.
h. Agni Brata artinya seorang pemimpin harus memiliki semangat yang
berkobar-kobar.
7. Nawa Natya
Nawa
Natya berasal dari bahasa Jawa Kuno yaitu Nawa yang berarti 9, dan Natya yang
berarti teguh, Nawa Natya berarti Sembilan sifat dan sikap teguh yang harus dimilki oleh
seorang pemimpin, yang terdiri dari :
a. Pradnya Widagda artinya bijaksana dan mahir dalam berbagai ilmu pengetahuan.
b. Wira Sarwa Yudha artinya pemberani, pantang
menyerah dalam berbagai masalah.
c. Paramartha artinya sifat yang mulia dan luhur.
d. Dhirotsaha artinya memilki ketekunan dan keuletan dalam melakukan
pekerjaan.
e. Pragiwakya artinya mampu berdiplomasi dan pandai berbicara didepan
umum.
f.
Samaupaya
artinya selalu setia pada janji.
g. Laghawangartha artinya berifat tanpa pamerih.
h. Wruh ring Sarwa Bastra artinya tahu cara mengatasi
macam-macam kerusuhan.
i.
Wiweka
artinya dapat membedakan mana yang benar dan
salah.
8. Dasa Mitraning Niti
Dalam lontar Raja Pati Gondala menyebutkan sepuluh macam hal
yang patut dijadikan sahabat oleh seorang pemimpin yang disebut Dasa Mitraning
Niti, yang terdiri dari :
a. Satya artinya kejujuran.
b. Arya artinya orang besar.
c. Dharma artinya kebajikan.
d. Asurya artinya orang yang dapat mengalahkan usuh.
e. Mantri artinya orang yang dapat mengalahkan kesusahan.
f.
Salyatawan
artinya orang yang banyak sahabatnya.
g. Bali artinya oran yang kuat dan sakti.
h. Kaparamarthan artinya kerohanian.
i.
Kadiran
artinya orang tetap pendiriannya.
j.
Guna
artinya orang yang banyak ilmu atau pandai.
9. Panca Dasa Pramiteng Prabhu
Dalam
kita Negara Kertagama yang dikarang oleh Rajakawi Prapanca, meyebutkan lima
belas macam sifat utama yang patut dipedomani dan dilaksanakan oleh pemimpin
yang disebut Panca Dasa Pramiteng Prabhu yang sejalan dengan sifat pemimpin
besar yaitu Gajah Mada. Kata Panca Dasa Pramiteng Prabhu terdiri dari Panca
artinya lima, Dasa artinya sepuluh, Pramiteng artinya sifat utama, Prabhu
artinya pemimpin/raja. Panca Dasa Pramiteng Prabhu terdiri dari :
a. Wijaya artinya bijaksanadalam menghadapi masalah.
b. Mantriwira artinya bersifat pemberani dalam membela Negara.
c. Wicaksanengnaya artinya sangat bijaksana dalam memimpin.
d. Natanggwan artinya mendapat kepercayaan dari Negara.
e. Satyabhakti Aprabhu artinya selalu setia dan taat kepada
atasan.
f. Wakmiwak artinya
pandai berbicara di depan umum dan berdiplomasi.
g. Sarjawaupasawa artinya bersifat sabar dan rendah hati.
h. Dirotsaha artinya bersifat teguh hati dalam setiap usaha.
i. Teulelana artinya bersifat teguh iman, selalu riang, optimis,
antusias.
j. Dibyacita artinya bersifat lapang dada dan toleransi.
k. Tansatresna artinya tidak terikat pada kepentingan pribadi.
l. Masihsatresna Bhuana artinya menyayangi isi alam.
m. Ginengpratidina artinya setiap hari berusaha berbuat baik dan berusaha
tidak mengulangi perbuatan buruk.
n. Sumantri artinya menjadi abdi Negara dan penasihat yang baik.
o.
Anayakenmusuhartinya
mampu membersihkan musuh-musuh Negara.
Sifat Kepemimpinan Hindu
Prof.
arifin Abdul Rachman dalam bukunya yang berjudul “Kerangka Pokok-Pokok
Manajemen Umum” menyebutkan bahwa terdapat 3 golongan sifat para pemimpin
yaitu:
1.
Sifat-sifat pokok, yaitu sifat dasar yang dimiliki
pemimpin antara lain adil, suka
melindungi, penuh inisiatif, penuh daya tarik, dan penuh kepercayaan pada diri
sendiri.
2.
Sifat-sifat khusus karena pengaruh tempat, yaitu sifat pokok
sesuai dengan kepribadian bangsa.
3.
Sifat-sifat khusus karena pengaruh dari berbagai macam atau
golongan pemimpin, seperti pemimpin politik, pemimpin keagamaan.
Lontar Raja Pati Gondala menyebutkan sepuluh macam hal yang
patut dijadikan sahabat oleh seorang pemimpin atau raja, yaitu:
1.
Satya, artinya kejujuran.
2.
Arya, artinya orang besar.
3.
Dharma, artinya kebajikan.
4.
Asurya, artinya orang yang dapat mengalahkan musuh.
5.
Mantri, artinya orang yang dapat mengalahkan kesusahan.
6.
Salyatwan, artinya orang yang banyak sahabatnya.
7.
Bali, artinyaorang yang kuat dan sakti.
8.
Kaparamarthan, artinya kerohanian.
9.
Kadiran, orang yang tetap pendiriannya.
10.
Guna, artinya orang yang pandai.
Pemimpin yang Ideal
Syarat-syarat
pemimpin yang ideal :
2.
Harus mampu memahami dan menerapkan ajaran-ajaran agama
dalam kita suci Weda.
3.
Pemimpin harus bersifat kondisional, mampu menerapkan
pola-pola kepemimpinan sesuai dengan desa, kala, dan patra dari masyarakat yang
dipimpinya.
4.
Memiliki kelebihan dibidang rohaniah dan jasmaniah.
5.
Mampu mengamalkan
ajaran-ajaran kepemimpinan seperti Nitisastra, Astabrata, Panca Dasa Pramiteng
Prabu, Nawa Natya, Panca Upaya Sandhi, dll.
0 comments:
Post a Comment